Seperti dilansir Live Science, Minggu (12/2/2012), supercontinent
yang akan terbentuk di masa depan itu disebut Amasia. Menurut para
ahli geologi, supercontinent bernama Amasia tersebut terbentuk dari
benua Asia dan Amerika yang bergerak ke arah utara, kemudian menyatu
dan menutupi samudera Arctic.
Model konvensional tentang pembentukan supercontinent dibagi
menjadi tiga. Pertama adalah introversi, yaitu supercontinent
terbentuk di atas superkontinen yang ada sebelumnya. Kedua, jika yang
terjadi adalah proses sebaliknya, maka disebut ekstroversi. Ketiga
adalah orthoversi, yang berarti Amasia akan terbentuk menyamping dari
lokasi supercontinent yang pernah ada dahulu.
Ross Mitchell, ahli geologi di
Yale University, bersama para rekannya meneliti hal itu. Menurut
penelelitian yang dimuat dalam jurnal Nataure, model ketiga tersebut
nampak lebih konsisten dengan model yang menunjukkan bagaimana
pembentukkan supercontinent di masa lalu.
Model orthoversi yang digunakan
Mitchell dan rekannya mendasarkan pergerakan benua ke lokasi tempat
tepian superkontinen terdahulu berada. Misalnya, ketika Pangaea pecah,
bagian tepinya masuk ke dalam Bumi (terjadi subduksi atau penekukan).
Zona-zona penekukan tersebut kini
mengelilingi Samudera Pasifik dan dikenal sebagai Cincin Api, yaitu
lokasi terjadinya banyak gempa bumi dan letusan gunung berapi di masa
kini.Melalui model orthoversi tersebut, benua masa kini akan bergeser
entah ke utara atau selatan, di sekitar Cincin Api.
Untuk melihat model mana yang
bakal membentuk Amasia, para peneliti mencoba melihat model paling
sesuai dengan data pembentukan supercontinent di masa lalu. Termasuk
data mengenai pembentukan Pangaea dan Rodinia, antara 750 juta sampai
1,1 miliar tahun lalu, serta Nuna, yang terbentuk antara 1,5 juta
sampai 1,8 juta tahun lalu.
Lalu, kapan kira-kira supercontinent
Amasia bakal terbentuk? Menurut Mitchell, sulit untuk menjawab tahun
tepatnya pembentukan itu akan terjadi. Pasalnya, siklus benua tidak bisa
disamakan dengan siklus musim. Namun, berpatokan dari sejarah
pembentukan Pangaea 300 juta tahun lalu, kemunculan Amasia bisa
diperkirakan.
"Kita bisa memprediksi kisaran pembentukan Amasia dimulai dari 50 sampai 200 juta tahun dari sekarang," kata Mitchell. (tyo)
DAN INILAH PENJELASAN PERSPEKTIF SAINS MENURUT QURAN
Dahulu
kala orang-orang beranggapan bumi adalah sesuatu yang rigid atau kaku
sementara benua-benua berada pada kedudukannya yang tetap tidak
berpindah-pindah. Belakangan setelah orang-orang dapat melakukan
pemetaan pantai ternyata terdapat kesesuaian morfologi dari
pantai-pantai yang dipisahkan oleh Samudera. Hal ini menjadi titik tolak
dari konsep-konsep yang menerangkan bahwa benua-benua tidak tetap akan
tetapi selalu bergerak. Kecepatan pergerakan benua bervariasi antara 1 – 10 cm/tahun, tergantung lokasinya.
Berdasarkan
kecepatan pergerakan ini maka diperkirakan pada sekitar 200 – 250 juta
tahun lalu semua benua menyatu dan disebut pangea.
Tahun
1857 dua orang ahli kebumian Owen dan Snider mengemukakan bahwa
terpisahnya benua disebabkan oleh adanya bencana luar biasa
(katastrofik) dalam sejarah bumi. Tahun
1912 Alfred Wegener memperkenalkan konsep apungan benua atau
continental drift yang mengemukakan bahwa benua-benua bergerak secara
lambat melalui dasar samudera. Akan tetapi teori ini tidak bisa
menerangkan adanya dua sabuk gunung api di bumi.
Konsep paling mutakhir yang dianut oleh para ilmuwan sekarang yaitu Teori Tektonik Lempeng. Teori
ini lahir pada pertengahan tahun enampuluhan. Teori ini terutama
didukung oleh adanya Pemekaran Tengah Samudera (Sea Floor Spreading) dan
bermula di Pematang Tengah Samudera (Mid Oceanic Ridge : MOR) yang
diajukan oleh Hess (1962). Teori
Tektonik Lempeng adalah penyempurnaan dari teori yang diajukan oleh
Alfred Wegener tahun 1912. Teori tektonik lempeng ini telah berhasil
menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami,
dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya
gunung, benua, dan samudra
Kerakbumi
menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang
mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerakbumi ini pecah menjadi
beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerakbumi. Dengan
demikian lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau
keduanya. Arus konvensi tersebut merupakan sumber kekuatan utama yang
menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng. Gerakan ini terjadi secara
terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang.
Lempeng dan pergerakannya
Menurut
teori ini kerakbumi (lithosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit
yang sangat kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas mantel
astenosfer yang liat dan sangat panas, atau bisa juga disamakan dengan
pulau es yang mengapung di atas air laut.
Ada
dua jenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun oleh batuan
bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam,
dan kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih tebal dari kerak
samudera.
Kedalaman
akar (root) lempeng benua dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang
diturunkan dari hukum Pascal & hukum Archimedes sbb:
Kedalaman Lempeng Benua = (ρ1 X h)/( ρ2 - ρ1)
ρ1 = Densitas Lempeng Benua =2.8 gram/ccρ2 = Densitas Lempeng Samudra = 3.3 gram/cc
h = Ketinggian puncak benua dari permukaan laut (meter atau km).
Contoh;
misal ketinggian suatu benua adalah 2 km di atas permukaan laut, maka
benua itu ”tertanam” atau ”terpasak” ke dalam lempeng samudra sedalam :
(2.8 gram/cc X 2 km)/(3.3 – 2.8) gram/cc = 11.2 km
Jenis Pergerakan Lempeng
Pergerakan
lempeng kerakbumi ada 3 macam yaitu pergerakan yang saling mendekati
(convergen), saling menjauh (divergen) dan saling berpapasan/bergeseran
(transform).
Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah
penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan
jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk
rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan
pengendapan.
Salah
satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng
Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di
selatan Pulau Jawa dan jalur gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara
dan berbagai cekungan seperti Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah,
Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara.
Pergerakan
lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan
kerakbumi dan akhirnya terjadi pengeluaran material baru dari mantel
membentuk jalur magmatik atau gunungapi. Contoh pembentukan gunungapi di
Pematang Tengah Samudera di Lautan Pasific dan Benua Afrika.Pergerakan
saling berpapasan dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar
seperti misalnya sesar (patahan) Semangko di Sumatera atau sesar Besar
San Andreas di Amerika.
Pergerakan Benua Menurut Perspektif Quran
[QS Ar-Rald (13):4] Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan,
dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang
dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami
melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain
tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
Ayat
ini dengan sangat jelas menginformasikan apa yang sekarang dikenal
dengan "plate tectonic", adanya lempengan-lempemgan samudra dan
lempengan-lempengan benua yang berdampingan. Kebun-kebun dan pohon-pohon
mempunyai arti adanya daerah-daerah atau tempat-tempat yang subur, dan
ini terbukti di perbatasan pertemuan lempeng samudra dan lempeng benua
terbentuk barisan pegunungan berapi yang karenanya tempat-tempat itu
menjadi subur.
[QS An-Naml (27):88] Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahalia berjalan sebagai
jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh
tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
[QS Ath-Thuur (52):10] dan gunung benar-benar berjalan
Sains
membuktikan bahwa baik benua maupun gunung-gunung (berapi) memang
bergerak, sejak semua benua masih menyatu (pangea) pada sekitar 250 juta
tahun lalu hingga kini.
[QS An-Nahl (16):15] Dan Dia menancapkan gunung-gunung di
bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan)
sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.
[QS An-Nabaa’ (78):7] dan gunung-gunung sebagai pasak ?,
[QS An-Naazi’at (79):32] Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
[QS Al-Anbiya 21:31] Dan
telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi
itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di
bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.
[ http://ketubanjiwa.blogspot.com/2012/02/pergerakan-benua-perspektif-sains-qura.html ]