Hal tersebut yang diungkapkan Psikolog Vera Itabilana K.Hadiwidjaja, menurutnya kondisi mental anak-anak yang masih labil bisa membuat mereka mudah terpancing untuk melakukan hal yang di luar nalar karena game peperangan tersebut.
"Ketika mereka sudah masuk dalam kecanduan, itu dapat membuat pola pikir mereka akan berubah. Bisa-bisa ketika menghadapi masalah, mereka melakukan tindakan langsung 'dor' dalam mengatasinya," tukas Vera, di Acara diskusi Internet Sehat, di Gedung Indosat, Jakarta, Rabu (18/8/2010).
"Lama-lama otak mereka akan terpola seperti game tembak-tembakan itu, jadi nanti main 'dor' saja. Kalau gak suka, ya ditinggal pergi," sebutnya lagi.
Maka dari itu, Vera menyarankan agar peran aktif orangtua sangat diharapkan. Sebab, para orangtua adalah penjaga paling utama dalam memonitor kegiatan anak-anaknya.
"Orangtua perlu mengerti bahkan kalau perlu sampai menyemplung dalam soal teknologi. Tidak usah malu dalam hal belajar teknologi karena ini demi kebaikan bersama," tandasnya. (srn)